Breaking News

18/08/2014

Cara memotret Hantu atau Penampakan Menggunakan Kamera

Makin sering kita mengamati tayangan penampakan di layar televisi yang mengundang banyak kontroversi. Yakni penampakan hantu atau jin itu mahluk gaib yang berhasil ditangkap oleh kamera. Namun, beberapa orang meyakini hantu bisa difoto ‘dengan sengaja’. Seperti yang dikatakan salah satu ahli fotografi, Dale Kaczmarek membuat ramuan dan teknik fotografi, yang diyakini bisa menangkap sosok hantu secara sengaja.

Menggunakan Kamera Manual SLR
Perburuan foto hantu bisa dibilang salah satu kecelakaan paling fatal yang dibuat manusia
dalam sejarah dan perjalanan fotografi. Awalnya dari unsur ketidaksengajaan, namun berikutnya menjadi semacam obsesi dan menyingkirkan semua objek nyata yang seharusnya kita potret.
Namun untuk Anda yang merasa berburu hantu hanya sekedar untuk menambah keterampilan memotret dan memuaskan rasa ingin tahu, berikut ini ada beberapa tips yang mungkin dibutuhkan
Semua jenis kamera sebenarnya bisa merekam penampakan hantu. Mulai dari kamera 35mm, SX-70, 110 Instamatic, Polaroid Instamatic Land. Tapi kamera yang paling bagus yakni kamera SLR 35mm, sebab kita bisa mengatur sendiri pengaturan ASA, kecepatan, dan waktu pengambilan gambar. Lebih bagus kalau menggunakan film infra merah, karena film infra merah sangat sensitif terhadap cahaya yang tak tertangkap mata.
Coba menggunakan dua buah kamera SLR 35mm, yang satu kamera diisi dengan film infra merah berkecepatan tinggi hitam putih. Sedangkan kamera yang satunya lagi diisi dengan film hitam putih biasa ASA 400. Diharapkan metode ini bisa membandingkan hasil-hasil jepretan dari kedua kamera ini.
Jika Anda ingin potret benda yang tidak terlihat, Anda bisa menggunakan film infra merah. Namun, jika muncul bayangan yang aneh atau pantulan cahaya, maka seharusnya kedua jenis film bisa. Sebab itulah diperlukna menggunakan film berkecepatan tinggi untuk memastikan hasil jepretan tersebut.
Tips berikut ini mungkin berguna bagi yang ingin mencoba menggunakan film
infra merah, Pertama, gunakan film infra merah hitam putih. Akan lebih mudah memisahkan jika hitam, putih, dan abu-abu.

1. Menggunakan film infra merah memerlukan perhatian dan kecermatan. Film inframerah sangat sensitif terhadap panas sebab itu harus disimpan di dalam kulkas sebelum digunakan. Sekitar satu jam sebelum film dimasukkan ke dalam kamera, keluarkan film dari kulkas supaya film bisa menyesuaikan kondisi suhu ruangan supaya hasil jepretan tak berkabut.

2. Selain itu, film infra merah sangat sensitif terhadap cahaya infra merah. Sebab itu pastikan selalu untuk memasang dan melepas film infra merah di ruang gelap. Jangan menggunakan lampu merah karena lampu tersebut memancarkan radiasi infra merah.
Jika tak terburu-buru memproses film tersebut, lebih baik film disimpan di dalam kulkas. Jangan biarkan film terlalu lama ngendon di dalam kamera, kecuali jika terpaksa melakukan hal itu paling tidak simpan kamera di tempat yang sejuk seperti dikamar yang berpendingin ruangan.

3. Karena film infra merah tannpa ada ASA yang fixed, Anda harus memperhitungkan cahaya dan menentukan sendiri ASA kameranya. ASA 100 sudah mencukupi jika ingin memotret di luar ruangan di tengah hari. Saat mencuci film, jangan lupa memberitahu bahwa Anda menggunakan ASA 100 dan pastikan film dibuka di ruangan gelap! Demikian pula saat membeli film infra merah, jika sang penjual tak membawa film itu dari kulkas bisa dipastikan film infra merah tersebut sudah rusak.

4. Seperti halnya Kodak merekomendasikan film infra merah hitam putih dengan filter merah nomor 25. Namun sebaiknya perlu mencoba menggunakan berbagai filter yang ada dan bahkan tanpa menggunakan filter sama sekali. Dikarenakan semua filter menghalangi masuknya beberapa jenis cahaya dan spektrum warna. Padahal banyakl yang tak tahu di spektrum warna mana para hantu itu berada.

5. Jangan menggunakan flash, karena bakal menimbulkan pantulan cahaya aneh yang bakal disalah artikan sebagai bayangan hantu. Gunakan tripod yang stabil.
Kamera digital yang kini, kamera manual SLR sudah ditinggalkan karena tidak praktis.
Fotografi profesional maupun amatir, atau hanya sekedar punya, mulai beralih ke kamera digital.
Pemotretan hantu dengan kamera digital yang serba otomatis, sama sederhananya.
Disarankan, jika memotret tanpa blitz, harus menggunakan tripot yang kokoh, agar hasil gambar tidak blur.
Tetapi, umumnya, sosok hantu yang ditangkap lebih nyata. Bahkan jika beruntung, bisa berbentuk wujud aslinya. Sebaliknya, jika menggunakan blitz atau lampu kilat, mau tidak mau sosok hantu yang tertangkap kamera, umumnya seperti pendaran cahaya. Baik bulat (orbs) ataupun memanjang.
Yang perlu diperhatikan, tidak semua pencaran cahaya itu adalah hantu. Bisa jadi, itu partikel debu yang berada di dekat lensa, kemudian memantulkan sinar blitz. Umumnya, jika hantu asli, biasanya memiliki warna beraneka ragam.
Dengan Sengaja
Memotret hantu terbaik, adalah mendatangi sendiri sarang hantu tersebut. Dengan sabar menunggu munculnya hantu, seperti uji nyali. Giliran tampak, langsung diambil gambarnya. Namun hal ini perlu ada pendekatan tenaga dalam untuk memotret hantu. Bagi seseorang yang menguasai tenaga dalam, ia bakal merasakan getaran lain, dari alam gaib di sekitarnya.
Nah, jika ingin memotret hantu, bukan kameranya yang dibacakan rapalan atau mantra, yang cenderung klenik itu, melainkan berusaha mengajak hantu atau jin, memasuki alam nyata
manusia. Jika jin atau hantu bersedia, maka, dijamin akan bisa dipotret, karena berwujud. Jika tidak berkenan, umumnya, bagi pemotret hantu akan mengajak bertarung kepada jin itu, atau menariknya ke alam nyata. Ketika jin sudah memasuki alam nyata, langsung dipotret, umumnya kelihatan.


Jika faktor-faktor itu belum dikuasai juga. Kita berharap bisa memotret hantu secara tidak sengaja, di mana saja, kapan saja, siapa tahu, dapat sosok hantu tersebut. Atau bergabunglah dengan komunitas yang biasa memotret hantu untuk mendapatkan tips dan skillnya.

sumber : http://pengenfoto.blogspot.sg/

Newer Post Older Post Home

0 comments:

Post a Comment